Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts with label Teknologi Informasi. Show all posts
Showing posts with label Teknologi Informasi. Show all posts

Konser Itu Bernama: "Konser Transfer Knowlegde"



Melekat disebuah institusi sekolah adalah suatu kegiatan pembelajaran. Dari anak yang belum tahu terhadap sesuatu hal menjadi tahu atau memahami terhadap sesuatu hal tersebut. Guru melakukan proses transfer pengetahuan transfer ilmu. Keberhasilannya tentu bisa dipantau melalui tingkat keberhasilannya dari proses komunikasi yang ada. Kegiatan belajar dan mengajar yang tersistem dan terprogram sesuai dengan jadwal pembelajaran.  Dan, komunikasi yang lancar ditengarai mempunyai andil yang cukup besar dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik. Proses belajar dan mengajar yang terjadi di kelas merupakan proses komunikasi antara Pendidik dan peserta didik.
Sebagai sebuah proses transfer pengetahuan (transfer of knowledge), proses pembelajaran pada kenyataannya tidak hanya tergantung pada penguasaan materi pembelajaran oleh sang pendidik. Pendidik yang menguasai materi pembelajaran secara tuntas bukan sebagai jaminan bahwa proses pembelajarannya akan berhasil. Penguasaan materi pembelajaran hanyalah salah satu aspek yang harus dipenuyai oleh seorang guru agar dapat mengajar dengan lancar dan tidak menjadikan anak didik kebingungan saat menghadapi kesulitan.
Hal yang berperan dalam transfer knowledge di kelas ini adalah komunikasi antara pendidikan dan peserta didik. Sehingga perlu disadari bahwa komunikasi atau bagaimana seorang pendidik mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada anak didik menjadi salah satu kondisi yang sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. 
Pendidik mengkomunikasikan materi dengan baik, maka semakin bagus peserta didik menerima penyampaian materi tersebut tentu akan bermuara pada pemahaman pserta didik. Dalam proses pembelajaran seperti ini tentunya seorang pendidik dapat memperhatikan langkah-langkah konkrit, praktis dan kondisi yang seimbang antara pendidik dan peserta didik. Pendidik pada saat mengajar dan peserta didik belajar, maka perlu untuk menyamakan persepsi terhadap sesuatu materi pembelajaran melalui satu kesatuan sikap dan apresiasi terhadap apa yang dipelajari. 


Beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebagai disadur dari http://ahmadnurhidayatarya.blogspot.com/ adalah :
1. Bahwa proses belajar itu proses komunikasi interpersonal 
Ketika suatu proses pembelajaran dilaksanakan, maka pada saat tersebut dua aspek pembelajaran melakukan komunikasi aktif untuk dapat mewujudkan sebuah peristiwa transfer pengetahuan dan keterampilan yang berhasil. Sebagai sebuah proses komunikasi, maka dalam hal ini kita perlu membedakan dua aspek pelaku komunikasi sebagai komunikator dan komunikan. Ada pihak yang berperan sebagai komunikator, ada pihak yang berposisi sebagai komunikan. Guru sebagai komunikator dan anak didik sebagai komunikan. 
Komunikator adalah pihak yang berkepentingan dalam upaya penyampaian materi pembelajaran. Pihak ini berusaha untuk memberikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dia bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan proses sehingga untuk hal tersebut, maka dia akan berusaha untuk dapat menciptakan berbagai konsep dasar yang menunjukkan bagaimana karater mudah agar proses transfer pengetahuan dapat dengan mudah diterima anak didik. Mereka mempunyai konsep bahwa sebenarnya kesulitan pemahaman yang dialami oleh anak didik adalah karena pola komunikasi yang salah. 
Pola komunikasi yang tidak sesuai dengan tingkat kemampuan anak didik untuk menerimanya. Sementara itu anak didik adalah pihak yang berperan sebagai komunikan, yaitu pihak yang menerima konsep-konsep yang disampaikan sebagai isi dari proses komunikasi. Anak didik harus dapat memposisikan diri sedemikian rupa sehingga mampu menerima apa yang disampaikan oleh guru (komunikator) agar proses pembelajaran mencapai keberhasilan sebagaimana yang diinginkannya. Mereka dapat memperoleh pelajaran. Anak didik haruslah mampu memposisikan dirinya sehingga dapat mengikuti secara runtut apa yang disampaikan oleh guru sebagai informasi pembelajaran. Dengan demikian, maka proses pemelajaran, pemahaman materi serta transfer of knowledge dan skill benar-benar tercapai sebagai wujud proses. 
Seringkali terjadi bahwa proses pembelajaran mengalami kegagalan implementasi adalah karena ketidakmampuan para pelaku pendidikan dalam menerapkan konsep-konsep komunikasi didalam proses pembelajarannya. Mereka hanya memegang konsep bahwa komunikasi yang terjadi ya seperti itulah, dimana guru menjelaskan materi pembelajaran dan anak didik mendengarkan dan mencatat materi tersebut di buku catatannya. Hanya itu, tidak lebih. Padahal, jika kita telaah lebih lanjut sebenarnya pada saat kita melaksanakan proses pembelajaran tersebut, kita seharusnya memperhatikan banyak hal berkaitan dengan konsep-konsep komunikasi terbaik dalam proses pembelajaran. 
Seorang guru harus dapat memilih dan memilah konsep-konsep komunikasi sehingga interaksi di dalam proses pembelajaran dapat berlangsung lancar dan ketercapaian program maksimal. 
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah: 
a. Aspek Sosial 
Bahwa keterhalangan suatu proses komunikasi adalah disebabkan oleh aspek sosial, yaitu kondisi sosial komunikan, anak didik dan kondisi komunikator, guru. Pada saat proses pembelajaran dilaksanakan di dalam kegiatan belajar dan mengajar, maka kita perlu memahami latar belakang kehidupan sosial anak didik. Hal ini agar proses pembelajaran yang diampu dapat mencapai target. Oleh karena itulah guru harus memahami aspek sosial yang melatar belakangi anak didik. Di dalam proses komunikasi pembelajaran terjadi komunikasi yang bersifat interpersonal, artinya terjadi komunikasi antar pribadi, sehingga secara langsung akan bergesekan dengan latar belakang sosial anak didik/ komunikan dan guru/komunikator. Anak didik yang berlatar belakang sosial rendah akan merasakan tekanan spesifik dan signifikan terhadap pola pergaulannya. Walau seharusnya hal tersebut tidak perlu terjadi. Perbedaan latar belakang aspek sosial seringkali menjadi pemicu kegagalan dalam komunikasi pembelajaran yang dilakukan di dalam interaksi edukasi. 
b. Aspek budaya 
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antar personal sehingga seringkali terjadi friksi antara pribadi yang akan berakibat pada suasana yang tidak stabil, tergantung pada bagaimana masing-masing pribadi menanggapi kondisinya. Proses pembelajaran sangat berkaitan dengan latar belakang budaya anak didik. Hal ini karena sebenarnya proses pembelajaran merupakan upaya untuk menanamkan konsep kebudayaan pada anak didik, sementara anak didik sendiri sudah mempunyai bekal kebudayaan masing-masing. Jika seorang guru tidak memahami konsep kedubayaan yang menjadi latar belakang hidup anak didik, maka sudah barang tentu akan terjadi benturan yang kuat antara budaya anak dan budaya sekolah. Dan, jika ternyata tidak ada yang berkenan untuk mengalah atau menyesuaikan diri, maka proses komunikasi pembelajaran akan terganggu karenanya. Oleh karena itulah, maka seorang guru harus memahami kondisi latar belakang budaya hidup anak didik jika menginginkan proses komunikasi pembelajaran yang dilakukannya berhasil.setidaknya dengan mengetahui latar belakang budaya anak didik, maka guru dapat menyusun strategi yang tepat dalam pelaksanaan komunikasi antar personal di kelasnya. 
c. Aspek kejiwaan 
Kemampuan seseorang di dalam proses pemahaman konsep sebenarnya tergantung pada kondisi kejiwaan yang bersangkutan. Demikian juga di dalam proses pembelajaran, kondisi kejiwaan anak didik sangat berperan dalam kemampuannya menyerap konsep-konsep dan materi pembel-ajaran yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran akan efektif, berhasil guna jika siswa dapat menerima segala penjelasan konsep atau materi pembelajaran secara baik dan menjadikannya sebagai pengalaman hidup serta bekal hidup di masa depannya. kondisi seperti ini hanya dapat dicapai jika sisi kejiwaan anak mampu menerima setiap upaya perubahan terhadap dirinya. Anak yang kondisi jiwanya tidak stabil, akan mengalami kesulitan dalam proses transfer pengetahuan dan sebagainya. Tetapi, anak didik yang stabil dengan sedemikian mudah menerima setiap konsep informasi yang dberikan oleh guru. Oleh karena itulah, maka guru haruslah memahami kondisi kejiwaan anak didik, artinya sudah siapkah anak didik menerima atau menjalani proses pembelajaran. Guru harus dapat melihat secara jelas dan teliti hal-hal yang terjadi dalam jiwa anak didik pada saat-saat tertentu, khususnya saat proses interaksi edukasi dilakukan dalam proses pembelajaran. 

2. Bahwa komunikasi pembelajaran adalah interaksi edukatif 
Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam ruang kelasnya adalah upaya untuk menciptakan hubungan timbak balik (two ways system) sehingga proses akan berlangsung secara dinamis. Kedinamisan sebuah proses pembelajaran sangat diharapkan tercipta agar hasil proses didapatkan secara maksimal. Hubungan antar personal yang terjadi di dalam proses pembelajaran adalah mengarah pada terciptanya hasil yang memberikan kemudahan bagi pelaku proses pembelajaran menyampaikan dan menerima segala informasi pembel-ajaran. 
Bahwa komunikasi yang dibangun di antara personal pembel-ajaran merupakan sebuah interaksi yang bersifat edukatif, artinya apa yang dilaksanakan di dalam interaksi tersebut adalah semata-mata untuk proses pendidikan dan pembelajaran anak didik. Tidak ada kegiatan yang lainnya di dalam proses interaksi pembelajaran. Apapun yang dilakukan oleh personal terkait adalah upaya untuk memperbnaiki kondisi, kualitas pendidikan yang selama ini selalu menjadi kambing hitam kemerosotan nilai diri manusia Indonesia atau SDM. 
Interaksi edukatif yang dimaksudkan merupakan kondisi terbaik agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan dan membuktikan kepada masyarakat luas bahwa proses yang terjadi di dalam sekolah merupakan implementasi dari tugas dan fungsi yang dibebankan masyarakat kepada sekolah. Oleh karena itulah, maka diharapkan setiap elemen yang bertanggungjawab dalam proses pembelajaran dan pendidikan anak bangsa secara aktif ikut berperan mengambil posisinya. Dalam hal ini, yang termasuk elemen pendidikan adalah keluarga, sekolah (pemerintah), dan masyarakat. Demikianlah betapa sebenarnya keberhasilan dari proses pembelajaran dan pendidikan anak bangsa ini ternyata tidak hanya tergantung pada kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran, melainkan juga tergantung pada kemampuan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut. 
Kemampuan menyampaikan materi inilah yang selanjutnya disebut sebagai kemampuan berkomunikasi. Kemampuan guru di dalam menyampaikan materi pembelajaran sebenar-nya merupakan sdalah satu aspek dari kemampuan guru menyusun startegi pembelajaran dan pengelolaan kelas pembelajarannya. Jika seorang guru mampu menyusun strategi pembelajaran, maka setidaknya dia mampu menyampaikan materi sebagaimana strategi yang diterapkannya. 
Demikian juga dengan kemampuan pengelolaan kelas seorang guru mencerminkan bagaimana guru tersebut menggiring anak didik sehingga merasa tertarik untuk ikut secara aktif dalam proses pembelajarannya. Dan, hal ini tidak terlepas dari kemampuan guru berkomunikasi dengan anak didik. Oleh karena itulah, maka sebenarnya, seorang guru haruslah dapat mengelola strategi-strategi yang memungkinkan untuk mengkondisikan interaksi antara guru dan anak didik secara dinamis. Guru haruslah mampu memilih dan memilah teknik-teknik penyampaian informasi efektif sehingga anak didik tidak mengalami kesulitan pada saat mengikuti proses pembelajaran yang diampunya.

Read More »
13 May | 0komentar

Platform Merdeka Kemendikbudristek


Platform Merdeka mengajar adalah sebuah sarana digital yang disediakan oleh Kemendikbudristek RI dalam membantu guru-guru Indonesia untuk meningkatkan kualitas kompetensi, integrasi pendidikan serta pembelajaran. Platform ini merupakan bagian di dalam program Merdeka Belajar Episode 15, yang mana diluncurkan di awal Februari 2022 lalu. 
Platform Merdeka Mengajar ini hanya bisa diakses dan digunakan oleh semua guru dan kepala sekolah.

Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) adalah pendekatan belajar yang berpusat pada kesiapan belajar murid, bukan pada tingkatan kelas. 
Apa tujuan pembelajaran ini?
Sebagai bentuk implementasi filosofi ajar Ki Hadjar Dewantara yang berpusat pada murid Menguatkan kompetensi numerasi dan literasi murid Agar setiap murid mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

Bagaimana pembelajaran dilakukan? 
Murid dalam fase perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan yang berbeda. Karena itu, pada model pembelajaran ini, cara dan materi pembelajaran divariasikan berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan murid.

Apa itu fase perkembangan? 
Fase atau tingkatan perkembangan adalah capaian pembelajaran yang harus dicapai murid, yang disesuaikan dengan karakteristik, potensi, serta kebutuhannya. 

SD, SMP, SMA, SMK (MI, MTs, MA, MAK) 
Fase A: SD/MI kelas 1–2 
Fase B: SD/MI kelas 3–4 
Fase C: SD/MI kelas 5–6 
Fase D: SMP/MTs kelas 7–9 
Fase E: SMA/MA, SMK/MAK kelas 10 
Fase F: SMA/MA, SMK/MAK kelas 11–12 

Sekolah Luar Biasa 
Fase A: usia mental ≤ 7 tahun 
Fase B: usia mental ± 8 tahun 
Fase C: usia mental ± 8 tahun 
Fase D: usia mental ± 9 tahun 
Fase E: usia mental ± 10 tahun 
Fase F: usia mental ± 10 tahun 

Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental, dan Usia Kronologis 
Fase A Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 1–2) Usia kronologis: ≤ 6–8 tahun Usia mental: ≤ 7 tahun 
Fase B Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 3–4) Usia kronologis: 9–10 tahun Usia mental: ± 8 tahun 
Fase C Jenjang/kelas: SD/MI (kelas 5–6) Usia kronologis: 11–12 tahun Usia mental: ± 8 tahun 
Fase D Jenjang/kelas: SMP/MTs (kelas 7–9) Usia kronologis: 13–15 tahun Usia mental: ± 9 tahun 
Fase E Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 10) Usia kronologis: 16–17 tahun Usia mental: ± 10 tahun 
Fase F Jenjang/kelas: SMA/MA, SMK/MAK (kelas 11–12) Usia kronologis: 17–23 tahun Usia mental: ± 10 tahun 

Bagaimana cara menentukan kemajuan hasil belajar? 
Kemajuan hasil belajar murid dilakukan melalui evaluasi pembelajaran atau asesmen. Murid yang belum mencapai capaian pembelajaran akan mendapatkan pendampingan agar mencapai capaian pembelajarannya. 

Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen? 
Perencanaan 
Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, yang mencakup rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen sumatif di akhir pembelajaran. 

 Asesmen Awal Pembelajaran 
  • Asesmen awal bertujuan untuk untuk menilai kesiapan masing-masing murid untuk mempelajari materi yang telah dirancang. 
  • Dengan demikian, guru bisa melakukan pengelompokkan murid berdasarkan tingkat kesiapan yang sama. 
Pembelajaran 
  • Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala. 
  • Di akhir proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini juga bisa digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.

Read More »
25 January | 0komentar

Sekolah; Pentas Konser Transfer Knowledge


Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kegiatan untuk melakukan pemahaman dengan kegiatan pembelajaran. Dari anak yang belum tahu terhadap sesuatu hal menjadi tahu atau memahami terhadap sesuatu hal tersebut. Guru melakukan proses tranfer pengetahuan tranfer ilmu.
Proses belajar dan mengajar yang terjadi di kelas merupakan proses komunikasi antara Pendidik dan peserta didik. Kegiatan belajar dan mengajar yang tersistem dan terprogram sesuai dengan jadwal pembelajaran. Keberhasilannya tentu bisa dipantau melalui tingkat keberhasilannya dari proses komunikasi yang ada. Dan, komunikasi yang lancar ditengarai mempunyai andil yang cukup besar dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik. 
Sebagai sebuah proses transfer pengetahuan (transfer of knowledge), proses pembelajaran pada kenyataannya tidak hanya tergantung pada penguasaan materi pembelajaran oleh sang pendidik. Pendidik yang menguasai materi pembelajaran secara tuntas bukan sebagai jaminan bahwa proses pembelajarannya akan berhasil. Penguasaan materi pembelajaran hanyalah salah satu aspek yang harus dipenuyai oleh seorang guru agar dapat mengajar dengan lancar dan tidak menjadikan anak didik kebingungan saat menghadapi kesulitan.
Hal yang berperan dalam transfer knowledge di kelas ini adalah komunikasi antara pendidikan dan peserta didik. Sehingga perlu disadari bahwa komunikasi atau bagaimana seorang pendidik mengkomunikasikan materi pembelajaran kepada anak didik menjadi salah satu kondisi yang sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. 
Pendidik mengkomunikasikan materi dengan baik, maka semakin bagus peserta didik menerima penyampaian materi tersebut tentu akan bermuara pada pemahaman pserta didik. Dalam proses pembelajaran seperti ini tentunya seorang pendidik dapat memperhatikan langkah-langkah konkrit, praktis dan kondisi yang seimbang antara pendidik dan peserta didik. Pendidik pada saat mengajar dan peserta didik belajar, maka perlu untuk menyamakan persepsi terhadap sesuatu materi pembelajaran melalui satu kesatuan sikap dan apresiasi terhadap apa yang dipelajari. 


Beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebagai disadur dari http://ahmadnurhidayatarya.blogspot.com/ adalah :
1. Bahwa proses belajar itu proses komunikasi interpersonal 
Ketika suatu proses pembelajaran dilaksanakan, maka pada saat tersebut dua aspek pembelajaran melakukan komunikasi aktif untuk dapat mewujudkan sebuah peristiwa transfer pengetahuan dan keterampilan yang berhasil. Sebagai sebuah proses komunikasi, maka dalam hal ini kita perlu membedakan dua aspek pelaku komunikasi sebagai komunikator dan komunikan. Ada pihak yang berperan sebagai komunikator, ada pihak yang berposisi sebagai komunikan. Guru sebagai komunikator dan anak didik sebagai komunikan. 
Komunikator adalah pihak yang berkepentingan dalam upaya penyampaian materi pembelajaran. Pihak ini berusaha untuk memberikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dia bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan proses sehingga untuk hal tersebut, maka dia akan berusaha untuk dapat menciptakan berbagai konsep dasar yang menunjukkan bagaimana karater mudah agar proses transfer pengetahuan dapat dengan mudah diterima anak didik. Mereka mempunyai konsep bahwa sebenarnya kesulitan pemahaman yang dialami oleh anak didik adalah karena pola komunikasi yang salah. 
Pola komunikasi yang tidak sesuai dengan tingkat kemampuan anak didik untuk menerimanya. Sementara itu anak didik adalah pihak yang berperan sebagai komunikan, yaitu pihak yang menerima konsep-konsep yang disampaikan sebagai isi dari proses komunikasi. Anak didik harus dapat memposisikan diri sedemikian rupa sehingga mampu menerima apa yang disampaikan oleh guru (komunikator) agar proses pembelajaran mencapai keberhasilan sebagaimana yang diinginkannya. Mereka dapat memperoleh pelajaran. Anak didik haruslah mampu memposisikan dirinya sehingga dapat mengikuti secara runtut apa yang disampaikan oleh guru sebagai informasi pembelajaran. Dengan demikian, maka proses pemelajaran, pemahaman materi serta transfer of knowledge dan skill benar-benar tercapai sebagai wujud proses. 
Seringkali terjadi bahwa proses pembelajaran mengalami kegagalan implementasi adalah karena ketidakmampuan para pelaku pendidikan dalam menerapkan konsep-konsep komunikasi didalam proses pembelajarannya. Mereka hanya memegang konsep bahwa komunikasi yang terjadi ya seperti itulah, dimana guru menjelaskan materi pembelajaran dan anak didik mendengarkan dan mencatat materi tersebut di buku catatannya. Hanya itu, tidak lebih. Padahal, jika kita telaah lebih lanjut sebenarnya pada saat kita melaksanakan proses pembelajaran tersebut, kita seharusnya memperhatikan banyak hal berkaitan dengan konsep-konsep komunikasi terbaik dalam proses pembelajaran. 
Seorang guru harus dapat memilih dan memilah konsep-konsep komunikasi sehingga interaksi di dalam proses pembelajaran dapat berlangsung lancar dan ketercapaian program maksimal. 
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah: 
a. Aspek Sosial 
Bahwa keterhalangan suatu proses komunikasi adalah disebabkan oleh aspek sosial, yaitu kondisi sosial komunikan, anak didik dan kondisi komunikator, guru. Pada saat proses pembelajaran dilaksanakan di dalam kegiatan belajar dan mengajar, maka kita perlu memahami latar belakang kehidupan sosial anak didik. Hal ini agar proses pembelajaran yang diampu dapat mencapai target. Oleh karena itulah guru harus memahami aspek sosial yang melatar belakangi anak didik. Di dalam proses komunikasi pembelajaran terjadi komunikasi yang bersifat interpersonal, artinya terjadi komunikasi antar pribadi, sehingga secara langsung akan bergesekan dengan latar belakang sosial anak didik/ komunikan dan guru/komunikator. Anak didik yang berlatar belakang sosial rendah akan merasakan tekanan spesifik dan signifikan terhadap pola pergaulannya. Walau seharusnya hal tersebut tidak perlu terjadi. Perbedaan latar belakang aspek sosial seringkali menjadi pemicu kegagalan dalam komunikasi pembelajaran yang dilakukan di dalam interaksi edukasi. 
b. Aspek budaya 
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antar personal sehingga seringkali terjadi friksi antara pribadi yang akan berakibat pada suasana yang tidak stabil, tergantung pada bagaimana masing-masing pribadi menanggapi kondisinya. Proses pembelajaran sangat berkaitan dengan latar belakang budaya anak didik. Hal ini karena sebenarnya proses pembelajaran merupakan upaya untuk menanamkan konsep kebudayaan pada anak didik, sementara anak didik sendiri sudah mempunyai bekal kebudayaan masing-masing. Jika seorang guru tidak memahami konsep kedubayaan yang menjadi latar belakang hidup anak didik, maka sudah barang tentu akan terjadi benturan yang kuat antara budaya anak dan budaya sekolah. Dan, jika ternyata tidak ada yang berkenan untuk mengalah atau menyesuaikan diri, maka proses komunikasi pembelajaran akan terganggu karenanya. Oleh karena itulah, maka seorang guru harus memahami kondisi latar belakang budaya hidup anak didik jika menginginkan proses komunikasi pembelajaran yang dilakukannya berhasil.setidaknya dengan mengetahui latar belakang budaya anak didik, maka guru dapat menyusun strategi yang tepat dalam pelaksanaan komunikasi antar personal di kelasnya. 
c. Aspek kejiwaan 
Kemampuan seseorang di dalam proses pemahaman konsep sebenarnya tergantung pada kondisi kejiwaan yang bersangkutan. Demikian juga di dalam proses pembelajaran, kondisi kejiwaan anak didik sangat berperan dalam kemampuannya menyerap konsep-konsep dan materi pembel-ajaran yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran akan efektif, berhasil guna jika siswa dapat menerima segala penjelasan konsep atau materi pembelajaran secara baik dan menjadikannya sebagai pengalaman hidup serta bekal hidup di masa depannya. kondisi seperti ini hanya dapat dicapai jika sisi kejiwaan anak mampu menerima setiap upaya perubahan terhadap dirinya. Anak yang kondisi jiwanya tidak stabil, akan mengalami kesulitan dalam proses transfer pengetahuan dan sebagainya. Tetapi, anak didik yang stabil dengan sedemikian mudah menerima setiap konsep informasi yang dberikan oleh guru. Oleh karena itulah, maka guru haruslah memahami kondisi kejiwaan anak didik, artinya sudah siapkah anak didik menerima atau menjalani proses pembelajaran. Guru harus dapat melihat secara jelas dan teliti hal-hal yang terjadi dalam jiwa anak didik pada saat-saat tertentu, khususnya saat proses interaksi edukasi dilakukan dalam proses pembelajaran. 

2. Bahwa komunikasi pembelajaran adalah interaksi edukatif 
Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam ruang kelasnya adalah upaya untuk menciptakan hubungan timbak balik (two ways system) sehingga proses akan berlangsung secara dinamis. Kedinamisan sebuah proses pembelajaran sangat diharapkan tercipta agar hasil proses didapatkan secara maksimal. Hubungan antar personal yang terjadi di dalam proses pembelajaran adalah mengarah pada terciptanya hasil yang memberikan kemudahan bagi pelaku proses pembelajaran menyampaikan dan menerima segala informasi pembel-ajaran. 
Bahwa komunikasi yang dibangun di antara personal pembel-ajaran merupakan sebuah interaksi yang bersifat edukatif, artinya apa yang dilaksanakan di dalam interaksi tersebut adalah semata-mata untuk proses pendidikan dan pembelajaran anak didik. Tidak ada kegiatan yang lainnya di dalam proses interaksi pembelajaran. Apapun yang dilakukan oleh personal terkait adalah upaya untuk memperbnaiki kondisi, kualitas pendidikan yang selama ini selalu menjadi kambing hitam kemerosotan nilai diri manusia Indonesia atau SDM. 
Interaksi edukatif yang dimaksudkan merupakan kondisi terbaik agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan dan membuktikan kepada masyarakat luas bahwa proses yang terjadi di dalam sekolah merupakan implementasi dari tugas dan fungsi yang dibebankan masyarakat kepada sekolah. Oleh karena itulah, maka diharapkan setiap elemen yang bertanggungjawab dalam proses pembelajaran dan pendidikan anak bangsa secara aktif ikut berperan mengambil posisinya. Dalam hal ini, yang termasuk elemen pendidikan adalah keluarga, sekolah (pemerintah), dan masyarakat. Demikianlah betapa sebenarnya keberhasilan dari proses pembelajaran dan pendidikan anak bangsa ini ternyata tidak hanya tergantung pada kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran, melainkan juga tergantung pada kemampuan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut. 
Kemampuan menyampaikan materi inilah yang selanjutnya disebut sebagai kemampuan berkomunikasi. Kemampuan guru di dalam menyampaikan materi pembelajaran sebenar-nya merupakan sdalah satu aspek dari kemampuan guru menyusun startegi pembelajaran dan pengelolaan kelas pembelajarannya. Jika seorang guru mampu menyusun strategi pembelajaran, maka setidaknya dia mampu menyampaikan materi sebagaimana strategi yang diterapkannya. 
Demikian juga dengan kemampuan pengelolaan kelas seorang guru mencerminkan bagaimana guru tersebut menggiring anak didik sehingga merasa tertarik untuk ikut secara aktif dalam proses pembelajarannya. Dan, hal ini tidak terlepas dari kemampuan guru berkomunikasi dengan anak didik. Oleh karena itulah, maka sebenarnya, seorang guru haruslah dapat mengelola strategi-strategi yang memungkinkan untuk mengkondisikan interaksi antara guru dan anak didik secara dinamis. Guru haruslah mampu memilih dan memilah teknik-teknik penyampaian informasi efektif sehingga anak didik tidak mengalami kesulitan pada saat mengikuti proses pembelajaran yang diampunya.

Read More »
19 January | 2komentar

Keunggulan Multimedia Pembelajaran Interaktif

Contoh media Interaktif pada Menu Petunjuk

Multimedia sebagai salah satu media pembelajaran yang menarik berdasarkan upaya yang menyentuh berbagai panca indera: penglihatan, pendengaran, dan sentuhan. Pembelajaran tentunya bertujuan untuk dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik. Pembelajaran merupakan sebuah interaksi antar komponenkomponen pembelajaran (guru, siswa, media, kurikulum, lingkungan, dan tujuan pembelajaran) sehingga terciptanya pengalaman belajar yang dibutuhkan peserta didik. Pembelajaran yang baik, diukur dari ketercapaian tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, diperlukan dukungan dari masing-masing komponen, salah satunya media pembelajaran. Media pembelajaran dapat memberikan berbagai pengalaman belajar yang bervariasi dan konten-konten pembelajaran yang dapat mendukung penyampaian materi oleh guru. Penggunaan berbagai jenis media, yakni berupa multimedia, dapat memberikan berbagai pengalaman belajar melalui berbagai format media.
Salah satu tujuan penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran adalah untuk mendukung tercapaian tujuan pembelajaran. Disamping itu, terdapat beberapa kontribusi penggunaan media menurut Kemp & Dayton (Rudi Susilana & Cepi Riyana, 2008) yakni: 
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 
2. Pembelajaran dapat lebih menarik. 
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. 
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 
8. Peran guru berubah kearah yang postitif. Kontribusi penggunaan media memang dapat dirasakan memiliki banyak manfaat yang positif untuk pembelajaran. 

Pemilihan jenis media yang tepat, juga dapat mempengaruhi efek proses pembelajaran yang berlangsung. Secara khusus, Fenrich menyebutkan keunggulan multimedia pembelajaran, antara lain: 
a. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan, dan keinginannya. Proses belajar lebih mengarah pada pendekatan yang student centered. 
b. Peserta didik belajar dari tutor yang ‘sabar’ (seperti komputer) yang menyesuaikan diri dengan kemampuan diri peserta didik. 
c. Peserta didik akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik yang seketika. 
d. Peserta didik mengadapi suatu evaluasi yang objektif melalui keikutsertaannya dalam latihan/tes yang disediakan. 
e. Peserta didik menikmati privasi dimana mereka taj perlu malu saat melakukan kesalahan. 
f. Belajar saat kebutuhan muncul (just-in-time learning). 
g. Belajar kapan saja sesuai dengan kemauan mereka tanpa terikat suatu waktu yang teah ditentukan. 
h. Peserta didik mengenal perangkat teknologi informasi dan komunikasi. 
i. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi pendidik dan peserta didik. 
j. Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat menambah motivasi belajar peserta didik lebih meningkat. 
k. Mengejar ketertinggalam akan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. 
l. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
Dari sekian banyak keunggulan yang ditawarkan oleh multimedia pembelajaran, manakah yang menurut Anda paling menguntungkan bagi proses pembelajaran?

Read More »
13 May | 0komentar

Karakteristik Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI)

MPI menggunakan Ariculate Storyline

Setiap produk pasti memiliki karakteristik khusus yang akan membedakan produk tersebut dengan produk sejenis lainnya, begitu juga dengan multimedia pembelajaran. Apakah yang membedakan sebuah multimedia pembelajaran dapat digolongkan sebagai jenis MPI atau bukan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mengidentifikasi beberapa karakteristik khusus MPI agar dapat mengidentifikasi apa saja yang menjadi karakteristik sekaligus tanda bahwa sebuah multimedia dapat dikatakan interaktif. 
Karakteristik multimedia pembelajaran interaktif (MPI) tidak dapat dipisahkan dari peran dan kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, secara umum sebuah MPI harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 
1. Memiliki lebih dari satu jenis media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. Untuk dapat dikatakan sebagai MPI, setidaknya dalam program atau aplikasi tersebut menyajikan dua jenis media. 
2. Bersifat interaktif, yang berarti memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna atau siswa. Kegiatan mengakomodasi respon ini terdiri dari kontrol pengguna untuk mengoperasikan MPI serta respon (feedback) dari program. 
3. Bersifat mandiri, memberikan kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna bisa menggunakannya tanpa harus dibimbing orang lain. Pada praktiknya dalam pembelajaran, MPI perlu dirancang bersifat mandiri agar siswa dapat belajar secara lebih leluasa. 
Karakteristik MPI juga dapat ditunjang dari segi fungsi yang diperankannya untuk mendukung proses pembelajaran. Untuk menghasilkan MPI yang mampu mendukung proses pembelajaran, menurut Munir (2013) sebaiknya MPI memenuhi fungsi sebagai berikut: 
1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. 
2. Mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri. 
3. Memperhatikan bahwa peserta didik mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan. 
4. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain lain. 

Setelah mencermati karakteristik dan fungsi multimedia pembelajaran interaktif, apakah Anda menemukan adanya perbedaan kemampuan antara MPI dengan jenis media lainnya? Berikut ini merupakan beberapa kemampuan MPI dibandingkan dengan jenis media lainnya. 
1. Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan umpan balik. 
2. Multimedia memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan topik proses belajar. 
3. Multimedia memberikan kemudahan kontrol yang sistematis dalam proses belajar.

Read More »
12 May | 0komentar

Membuat Quiz Interaktif Menggunakan Smart Apps Creator (SAC)


Media interaktif untuk pembelajaran tanpa adanya Quiz akan sangat kurang.Media pembelajaran merupakan salah satu hal yang mutlak keberadaanya dalam sebuah proses pembelajaran di sekolah, terlebih lagi dibarengi dengan kemajuan teknologi yang menuntut perkembangan dan akselerasi dalam pembelajaran. Keberadaan media pembelajaran bisa menjadi salah satu cara untuk mengaktifkan pembalajaran sekaligus mengubah konsep teacher center menjadi student center. 
Fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu: 
Pertama fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran; Kedua, fungsi afektif yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa misalnya informasi menyangkut masalah sosial atau ras. 
Ketiga, fungsi kognisi; dan 
Keempat yaitu fungsi kompensatoris. Fungsi ini berkenaan dengan kemampuan media dalam mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
1. Buat Soal lengkap dengan option A,B,C,D dan E, kemudian dibuat dalam file gambar (PNG/JPG)

Ini soal lengkap dengan option ABCD dan E dalm bentuk File PNG

2. Insertkan pada Program SAC

3. Menjadikan gambar menjadi Quiz adalah dengan :
    Klik Hospot dan simak video berikut:


4. Interaksikan  hotspot yang benar dengan:
    1. Klik Insert < Counter , pilih global Counter < Pindah terlebih dahulu hasil Counter dibawah.


    2. Klik Hotspot untuk jawaban/Option yang benar < Klik Interaction < Klik Touch < Klik Object < Pilih Counter < Pilih Increase Counter

    3. Masukan nilai persoal Soal, misal 10 < Klik Submit

     4. Demikian juga untuk jawaban yang salah

    
     Klik Hospot jawaban yang benar , Klik Interaction < Object
4. Lengkapi juga pada lembar seperti gambar diatas dengan notifikasi Benar/Salah,.
    Buat Tombol Benar/Salah menjadi Animasi (seperti pada PPt), yaitu dengan
    a. Klik tombol Benar < Klik Animation < Pilih Fade in < Klik Add
    b. Klik tombol Benar < Klik Animation < Pilih Fade Out < Klik Add        


                                            Jangan lupa Centang Hide Object when Browsing

5. Interaksikan Option yang benar :
    Klik Benar < Interaction < Object < Benar (PNG) < Klik Add < Play Animation
   

Referensi : Tugas Bimtek Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif, BPTIK Dinas P&K Prov. Jawa Tengah


Read More »
03 May | 0komentar

Berpikir Kritis dan Keterampilan Memecahkan Masalah (IBL)

Berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah

Guru memiliki peran ganda yaitu sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik. Didalam merealisasikam dan mengembangkan tugas atau peran gandanya maka guru memiliki persyaratan kepribadian sebagai guru diantaranya, Suka bekerja keras, demokratis, penyayang, menghargai kepribadian peserta didik, sabar, memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang bermacam-macam, perawakan menyenangkan dan berkelakuan baik, adil dan tidak memihak, toleransi, mantap dan stabil, ada perhatian terhadap persoalan peserta didik, lincah, mampu memuji, perbuatan baik dan menghargai peserta didik, cukup dalam pengajaran, mampu memimpin secara baik.
Tugas guru tidak terbatas pada memberikan informasi kepada murid namun tugas guru lebih konprehensif dari itu. Selain mengajar dan membekali murid dengan pengetahuan, guru juga harus menyiapkan mereka agar mandiri dan memberdayakan bakat murid di berbagai bidang, mendisiplinkan moral mereka, membimbing hasrat dan menanamkan kebajikan dalam jiwa mereka. Guru harus menunjukkan semangat persaudaraan kepada murid serta membimbing mereka pada jalan kebenaran agar mereka tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama. 
Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efesien.Upaya itu tidak lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti yang kita ketahui saat ini masalah pendidikan di Indonesia menjadi suatu masalah yang rumit dimana kebutuhan masyarakat akan pendidikan sangat tinggi seiring dengan perkembangan IPTEK dan pengaruh globalisasi, akan tetapi sebagian besar masyarakat masih dalam keadaan ekonomi yang sulit. Sehingga diperlukan suatu solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

Mengkomunikasikan

Keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain siswa, guru, metode, sarana dan prasarana serta situasi kelas pada saat itu. Semua faktor diatas sangat berperan penting. Guru diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran sehingga siswa lebih memahami materi mapel Kejuruan yang akan diajarkan. Guru dituntut menggunakan metode mengajar yang lebih baik, inovatif untuk memotivasi siswa dalam belajar. 
Pemilihan metode pengajaran dan model pembelajaran merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Selain itu agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional dan bertanggungjawab, guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa (Mulyasa, 2007:35). Namun dalam kenyataannya terdapat kesenjangan antara tujuan yang ingin dicapai dengan paradigma yang dipergunakan. Siswa di sekolah dijejali dengan informasi-informasi yang harus dikuasai, sementara kehidupan di masa depan menuntut pemecahan masalah baru secara inovatif.
Paradigma belajar yang dewasa ini adalah belajar yang beroriantasi pada proyek, masalah, penyelidikan (inkuiri), penemuan dan penciptaan. Penggunaaan prinsipprinsip belajar yang berorientasi pada masalah, belajar secara kolaboratif, belajar dengan melakukan kegiatan yang berpusat pada masyarakat, serta pembelajaran yang didasarkan pada dunia nyata diharapkan akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. Dengan hasil belajar yang lebih baik, siswa diharapkan mampu bersaing demi kemajuan bangsa.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan model pembelajaran Inquiri Based Learning (IBL). Menurut Sudarman (2007:69) Iquiry Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Read More »
15 March | 0komentar

Tentang Media Pembelajaran Interaktif, Articulate Storyline


Aplikasi articulate storyline merupakan sebuah perangkat lunak (software) yang menyajikan fitur-fitur seperti video, gambar, animasi, foto audio dan lain-lain. Articulate storyline memiliki fungsi yang hampir sama dengan aplikasi microsoft power point. Aplikasi articulate storyline membuat pembelajaran berpusat pada peserta didik. Bisa disebut sebagai media interaktif.
Peserta didik menggali informasi dari berbagai sumber, kemudian mengumpulkan informasi yang diperoleh pada aplikasi articulate storyline serta peserta didik dapat saling memberikan tanggapan pada kegiatan presentasi yang dapat menambah informasi. Articulate storyline memiliki beberapa kelebihan yang menarik untuk dapat menunjang proses pembelajaran,
(1) dapat dibuat sendiri dengan mudah, baik yang sudah berpengalaman maupun belum, 
(2) dapat memasukkan beberapa bentuk file, seperti teks, gambar, video, animasi, dan sebagainya, 
(3) bisa berbentuk audio dan visual, suara dan gambar bisa dibuat di dalam articulate storyline, 
(4) terdapat aplikasi pembuatan quiz tanpa mengunggah file yang berada di luar, dan 
(5) memberikan konten yang interakif lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran. 

Aplikasi articulate storyline dapat digunakan sebagai media pembelajaran mandiri bagi peserta didik. Beberapa alasan aplikasi articulate storyline digunakan sebagai media pembelajaran mandiri, di antaranya :
(1) dalam Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kegiatan pembelajaran haruslah berpusat kepada peserta didik (student centered), 
(2) peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuannya dengan mengumpulkan informasi yang diperoleh ke dalam aplikasi articulate storyline, 
(3) aplikasi articulate storyline sesuai dengan karakteristik peserta didik masa kini yang senang akan sesuatu yang bersifat baru untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, 
(4) pembelajaran menggunakan aplikasi articulate storyline di desain untuk pembelajaran mandiri lebih mudah digunakan kapan saja dan dimana saja, dan 
(5) inovasi baru dalam pembelajaran mandiri sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik lebih kreatif dan inovatif. 

Proses pembelajaran menggunakan aplikasi articulate storyline dilakukan oleh peserta didik dengan membentuk sebuah kelompok, menggali pengetahuan dari berbagai sumber, menuangkan pengetahuan yang diperoleh dalam aplikasi articulate storyline, dan mempresentasikan hasil temuan peserta didik. Dengan demikian, penelitian ini mengkaji kegiatan belajar mandiri peserta didik dengan penggunaan aplikasi articulate storyline.

Penggunaan aplikasi articulate storyline dalam pembelajaran mandiri memudahkan peserta didik karena kontrol pembelajaran sepenuhnya ada pada peserta didik, penggunaan aplikasi articulate storyline dapat memotivasi peserta didik dalam pembelajaran mandiri, dan penggunaan aplikasi articulate storyline dapat membuat peserta didik aktif dan kreatif dalam mencari sumber belajar.
Pembelajaran mandiri menggunaan aplikasi articulate storyline dapat melatih kemandirian peserta didik selama proses pembelajaran. Dalam pembelajaran mandiri menggunakan aplikasi articulate storyline dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik tanpa selalu bergantung pada guru. Peran guru dalam pembelajaran mandiri hanya sebagai fasilitator, guru dapat membimbing peserta didik ketika peserta didik kurang memahami mengenai materi pembelajaran teks negosiasi. 
Pembelajaran mandiri menggunakan aplikasi articulate storyline dapat memotivasi peserta didik, karena pembelajaran dikemas menjadi lebih menarik. Aplikasi articulate storyline merupakan sebuah media pembelajaran yang menyediakan berbagai fitur yang menarik untuk digunakan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi pembelajaran teks negosiasi. 
Penggunaan aplikasi ariculate storyline dapat membuat peserta didik aktif dan kreatif dalam mencari sumber pelajaran. Penggunaan aplikasi articulate storyline memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencari pengetahuan dari berbagai sumber, sehingga peserta didik mendapatkan pemahaman sendiri mengenai konsep pembelajaran teks negosiasi. Melalui menemukan informasi atau pengetahuan sendiri, peserta didik lebih mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran teks negosiasi.
Berikutnya artikel step by step membuat media interaktif menggunakan Articulate Storyline 3.


Read More »
25 February | 0komentar

Mengikuti RCC (Recognition Current Competency)


Kegiatan Refreshment dan RCC (Recognition Current Competency) dilaksanakan oleh LSPP1-SMK Negeri 1 Bukateja setelah mendapatkan izin dan persetujuan dari BNSP. Kegiatan dilaksanakan pada Tanggal 22 - 23 Nopember 2021, bertempat di Hotel Owabong Purbalingga.
LSPP1-SMK Negeri 1 Bukateja mengajukan permohonan pelaksanaan Refreshment dan RCC, lalu BNSP akan mengirimkan Master Asesor sebagai narasumber dan penguji. Master Asesor yang ditugaskan BNSP pada kegiatan tersebut ada 2 orang, Ibu Sri Salimah dab Bp. Muhaemin dengan peserta terdiri dari 17 peserta dari beberapa sekolah di Wilayah IX Cab.Dinas.
Pada kegiatan tersebut, kedua Master Asesor memberikan materi secara bergantian selama 11 jam pelajaran. Materi yang diberikan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen, 
2) Melaksanakan Asesmen, dan 
3) Memberikan Kontribusi dalam Validasi Asesmen. 

Selain materi, Master Asesor juga memberikan latihan kepada para peserta pelatihan terkait 3 materi tersebut guna mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Latihan tersebut juga dimaksudkan agar seluruh peserta pelatihan dapat mengikuti ujian kompetensi dengan baik. Setelah mendapatkan teori dan latihan dari Master Asesor, seluruh peserta RCC mengikuti uji kompetensi untuk memastikan peserta telah menguasai ketiga materi yang telah diberikan. 
Peserta dinyatakan kompeten jika mampu menjawab semua pertanyaan Master Asesor serta mampu membuat perangkat uji kompetensi dengan baik dan sesuai persyaratan. Namun, keputusan kelulusan peserta RCC tetap menunggu hasil sidang pleno BNSP. Semoga semua peserta RCC dinyatakan lulus, sehingga dapat melakukan uji kompetensi bagi siswa.









Read More »
09 January | 0komentar

Cara Mudah Membuat Blog Dengan Blogspot Bagi Pemula


Internet makin menjadi sarana yang sering digunakan/ dimanfaatkan untuk mencari informasi. Pencarian informasi akan sis-sia jika tidak ada yang menuliskan beberapa informasi itu di blog atau di website atau media penayangan yang lainnya, seperti media sosial. 

Semakin banyak orang yang mengelola blog/website maka informasi itu akan sangatlah mudah untuk didapat. Semua orang dari berbagai profesi menshare terkait dengan ilmu atau bidang yang digeluti.

Berlatar dari itu maka semoga tlian ini bermanfaat bagi semua pembaca. Judul tulisan ini adalah  Cara Mudah Membuat Blog Dengan Blogspot Bagi Pemula.  Syaratnya adalah memiliki akun gmail.

Langkah-langkah membuat Blogspot:

1. Ketik pada Browser : www.blogger.com . maka akan muncul 


2. Klik,  CREATE YOUR BLOG

Masukan Nama email (gmail.com) dan Passwordnya. Setelah bisa login, akan dibawa ke menu di bawah ini. Berikan Nama/ judul Blog, misal saya buat Judul My Blog < Klik Berikutnya

2. Beri Nama sebagai alamat Blog Kamu, misalkan saya beri nama desainrumah2022ok (ini nanti menjadi alamat blog kamu semua menjadi https://www.desainrumah2022ok.blogspot.com


3. Klik berikutnya. Selesai.


4. Silahkan tinggal isi postingan Kalian.


Read More »
17 December | 3komentar

Merencanakan DUPAK (Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit)

Publikasi Ilmiah

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai Visi Kemdikbud 2025 yaitu Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif. Oleh karena itu, profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 
Konsekuensi dari jabatan guru sebagai profesi, diperlukan suatu sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru secara terprogram dan berkelanjutan melalui kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan Pengembangan Profesi Guru merupakan salah satu kegiatan yang dirancang untuk mewujudkan terbentuknya guru yang profesional. 
Postingan ini dapat menjadi referensi pada  Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang disajikan untuk digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, baik oleh guru, tim penilai, maupun pemangku kepentingan (stake holder). 
Kegiatan pengembangan Keprofesional Berkelanjutan ini menjadi bagian yang sering kosong/ tidak ada nilainya pada usulan DUPAK oleh guru. DUPAK (Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit) Guru sebagai kegiatan rutin yang harus dipersiapkan oleh guru setiap tahunnya. 
Berikut Sistematika dari DUPAK.

DAFTAR ISI

BERKAS USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT

 TAHUNAN

A.   BERKAS USUL PAK/PKG

1.     Lampiran V

a.    MASA PENILAIAN                  : 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2021

b.   NAMA                                      

c.   NIP                                            : 

d.   NUPTK                                      : 

e.    NO. KARPEG                            : 

f.    PANGKAT/GOL. RUANG/TMT : PEMBINA/ IVa/  01-10-2021

g.   TEMPAT/TGL LAHIR                : 

h.   JENIS KELAMIN                       : 

i.     PENDIDIKAN TERTINGGI        : S2

j.     JABATAN FUNGSIONAL          : GURU AHLI MADYA

k.   MASA KERJA GOL BARU        : 

l.     UNIT KERJA                              : SMK NEGERI 1 BUKATEJA

m.  PAK LAMA DAN PAK BARU   : 406,825 DAN 458,250

2.     Lampiran 1

3.     Lampiran II

4.     Lampiran III

5.     Lampiran IV

6.     Kompetensi 14 point

7.     Lampiran 1 B

8.     Lampiran 1C

9.     Lampiran 1D

B.   DOKUMEN KEPEGAWAIAN / BUKTI FISIK PEGAWAI

1.     Foto Copy Kartu Pegawai

2.     Foto Copy NUPTK

3.     Foto Copy SK CPNS

4.     Foto Copy SK PNS

5.     Foto Copy SK Kenaikan Pangkat Terakhir

6.     Foto Copy PAK Terakhir

7.     Foto Copy Ijasah S2

8.     Foto Copy Sertifikat Kompetensi Profesi Pendidik (Akta IV)

9.     Foto Copy Penilaian Prestasi Kerja PNS, 2020 dan 2021 

C.      BUKTI FISIK MELAKSANAKAN KBM DAN TUGAS TERTENTU:

1.      SK Pembagian Tugas dalam Pelaksanaan PBM dan Tugas Tambahan Sebagai Ketua Program Keahlian Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021

2.      SK Pembagian Tugas dalam Pelaksanaan PBM dan Tugas Tambahan Sebagai Ketua Program Keahlian Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022

D.  BUKTI FISIK MELAKUKAN KEGIATAN PKB :

1.      Pengembangan Diri :

a.   Surat Tugas, Sertifikat dan Laporan Diklat Penulisan Artikel Ilmiah Populer di Media Masa

b.   Surat Tugas, Sertifikat dan Laporan  Diklat Virtual Coordinator Batch 5

c.   Surat Tugas, Sertifikat dan Laporan  Diklat Ketrampilan Digital Abad 21 Level 100

2.      Publikasi Ilmiah

a.   Tinjauan Ilmiah Bid.Pendidikan

b.   Buku ber ISBN

c.   Jurnal Propinsi ber ISSN

d.   Buku Pedoman Guru

e.   Buku Pedoman Guru 2021

3.      Melaksanakan Karya Inovasi berupa Alat Bantu Pembelajaran Berbasis Android

E.   BUKTI FISIK MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS GURU :

1.   Fotokopi Kartu Anggota PGRI

 



Read More »
14 December | 0komentar