Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Tahapan Konseptual P5

Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada fase E di SMK Negeri 1 Bukateja dilaksanakan pada tanggal 17 April 2024. Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya, dengan topik "HARMONI JIWA DAN RAGA : MEMBANGUN IKLIM SEKOLAH AMAN MELALUI PENCEGAHAN PERUNDUNGAN". 
Tes Awal dan Tahap Pengenalan (Memperkenalkan konsep perundungan, dampak negatif dan memotivasi siswa menjadi bagian dari solusi pencegahan perundungan) Eksplorasi, menggali pemahaman siswa apa yang diketahui tentang perundungan, menanyakan perasaannya ketika mendengar kata perundungan.
Diskusi 1
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek TO https://s.id/250tS 
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek BCF https://s.id/250uB 
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek BSN https://s.id/250pw 
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek TJKT dan PPLG https://s.id/250p7 
Form Kolaborasi Diskusi, Video Komitmen, dan Proyek DPIB https://s.id/250oy 

Diskusi 1 (menyebutkan contoh-contoh perundungan yang mungkin dialami siswa Menceritakan kasus-kasus perundungan yang ada disekitar mereka. Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah kasus perundungan berulang. Bagaimana perundungan dapat mempengaruhi kesejahteraan seseorang secara keseluruhan. Bagaimana langkah-langkah konkret untuk mencegah atau melaporkan perundungan. Siswa menuliskan hasil diskusi dalam bentuk presentasi dan mencantumkan link presentasi pada form kolaborasi.
Pada kegiatan ini fasilitator memasuki kelas masing-masing memberikan pengantar tentang perundungan diminta untuk diskusi. 

Read More »
17 April | 0komentar

Tentang Trah Sebagai Identitas Keturunan

Dalam budaya Jawa, trah memiliki peran penting dalam menentukan identitas keluarga seseorang. Trah digunakan sebagai penanda hubungan keluarga dan membantu membangun solidaritas antar anggota keluarga. Setiap individu Jawa biasanya akan menyebutkan trahnya ketika memperkenalkan diri kepada orang lain. Misalnya, seorang Jawa akan mengatakan “Saya dari trah X” atau “Saya keturunan trah Y” untuk menunjukkan hubungan keluarga dan kebanggaan atas trah mereka. Pro dan Kontra: Beberapa orang berpendapat bahwa penekanan yang terlalu kuat pada trah dapat mengakibatkan eksklusivitas dan memperkuat batasan sosial. 
Namun, bagi sebagian besar masyarakat Jawa, pengakuan trah sebagai identitas keluarga merupakan suatu kebanggaan yang tidak dapat diabaikan. Melalui trah, generasi muda diajarkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang menjadi identitas masyarakat Jawa. Mereka diajarkan untuk menghormati orangtua dan leluhur, memegang teguh nilai kekeluargaan, serta menjunjung tinggi kearifan lokal. 
Trah juga berperan dalam menjaga kualitas dan keaslian upacara adat, seperti pernikahan adat Jawa. Namun, beberapa pihak juga mengkritik keterikatan yang ketat pada trah dalam mempertahankan tradisi dan adat istiadat. Mereka berpendapat bahwa terlalu membatasi kebebasan individu dalam memilih dan mengeksplorasi tradisi dapat menghambat perkembangan dan kemajuan masyarakat. Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa beberapa tradisi atau adat istiadat yang tidak sesuai dengan zaman dan nilai-nilai universal dapat terus dipertahankan hanya karena keterikatan pada trah. 
Dalam kesimpulan, trah memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Jawa terutama dalam pemilihan pasangan hidup, pewarisan kekayaan dan kebudayaan, serta keberlanjutan tradisi dan adat istiadat. Meskipun terdapat pandangan pro dan kontra terkait peranan trah ini, tidak dapat dipungkiri bahwa trah tetap menjadi salah satu faktor penentu yang kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Dalam masyarakat Jawa, trah membantu membangun solidaritas dan kebersamaan antaranggota keluarga. Dengan memahami dan menghargai peran trah, hubungan dalam keluarga dapat menjadi lebih harmonis dan erat. Trah menciptakan rasa persaudaraan yang kuat antaranggota keluarga, karena mereka memiliki ikatan darah dan sejarah yang sama. 
Pada acara-acara keluarga, seperti pernikahan atau upacara adat, trah menjadi dasar pengelompokan dan intensitas hubungan keluarga yang lebih dalam. Melalui pemahaman akan trah, keluarga dapat saling mendukung dan menjaga keutuhan kekeluargaan. Trah juga menciptakan rasa saling percaya dan tanggung jawab antaranggota keluarga, karena adanya kesadaran atas keterikatan emosional dan sejarah bersama. Mempertahankan makna trah dalam bahasa Jawa menjadi penting dalam membangun hubungan yang harmonis dan memperkuat solidaritas antaranggota keluarga. Dengan saling menghargai dan menjaga trah, keluarga dapat mempertahankan dan melanjutkan warisan budaya yang menjadi identitas mereka.

Read More »
13 April | 0komentar